coronatalk.org Jakarta – Kolesterol tinggi sering kali dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya memengaruhi kadar lemak dalam darah. Namun, kondisi ini memiliki dampak jauh lebih besar, salah satunya adalah peningkatan risiko terjadinya stroke.
Ketika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal, dampaknya bisa sangat serius, terutama bagi kesehatan pembuluh darah.
Dokter Spesialis Neurologi, Sahat Aritonang, menjelaskan, kolesterol tinggi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan perlengketan pada pembuluh darah. Kondisi ini mengakibatkan penebalan dinding pembuluh darah yang dikenal dengan istilah aterosklerosis.
“Kalau itu terjadi terus-menerus, akan mengakibatkan penebalan dinding pembuluh darah atau yang dikenal dengan aterosklerosis,” ujar Sahat, yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Ketika aterosklerosis berkembang, saluran darah akan semakin menyempit. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh terganggu, dan pasokan oksigen serta nutrisi untuk organ tubuh, termasuk otak, menjadi terhambat. Inilah yang dapat memicu terjadinya stroke, sebuah kondisi medis yang berisiko fatal.
“Perlengketan dan penebalan dari sel-sel sisa akibat kolesterol tinggi akhirnya bisa menyebabkan stroke,” tambahnya saat berbicara kepada coronatalk.
Ada Berapa Stroke?
Stroke adalah gangguan saraf yang berkembang dengan cepat, ditandai dengan tanda-tanda klinis yang bervariasi, mulai dari kelumpuhan hingga gangguan bicara.
Ada dua jenis stroke yang perlu diwaspadai, yaitu stroke yang disebabkan oleh penyempitan atau sumbatan pembuluh darah dan stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah.
Pada kedua jenis stroke tersebut, pasokan darah ke otak terhambat, yang menyebabkan jaringan otak bisa mati karena kekurangan oksigen dan nutrisi.
Apa yang Dilakukan agar Kolesterol Cepat Turun?
Mempertahankan kadar kolesterol yang sehat adalah salah satu faktor risiko yang dapat kita kendalikan dan modifikasi sendiri. “Apa yang bisa dilakukan? Ya sebenarnya banyak ya,” kata Sahat.
Ada dua langkah utama yang bisa diambil, yaitu dengan aktif bergerak serta menjaga pola makan yang menerapkan prinsip gizi seimbang. Selain itu, menghindari konsumsi makanan yang tinggi gula, lemak, dan garam juga sangat penting dalam usaha ini.
Dalam hal aktivitas fisik, Sahat menjelaskan bahwa jenis olahraga bisa disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing individu. Salah satu pilihan yang bisa dilakukan adalah berlari.
Untuk meningkatkan motivasi, dia merekomendasikan untuk bergabung dengan komunitas lari agar lebih bersemangat dalam menjalani aktivitas tersebut. Dengan cara ini, kita dapat lebih mudah menjaga kesehatan kolesterol dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kolesterol Berbahaya di Angka Berapa?
Karena kadar kolesterol yang tinggi sering kali tidak terdeteksi, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala ke dokter. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kolesterol total berada di bawah 200 mg/dL, maka hal ini menandakan bahwa kadar kolesterol Anda masih dalam batas yang normal.
Di samping itu, kadar LDL yang seharusnya ideal adalah di bawah 100 mg/dL. Sementara itu, kadar HDL yang baik sebaiknya berada di atas 60 mg/dL. Dengan menjaga kadar kolesterol pada level yang sehat, kita dapat mencegah berbagai masalah kesehatan yang serius di masa depan.
Apa Saja yang Bisa Menyebabkan Stroke?
Sahat menjelaskan bahwa faktor risiko stroke dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.
Dia menyebutkan,”Faktor risiko stroke tidak bisa dimodifikasi” yang mencakup beberapa elemen penting seperti usia di atas 55 tahun, jenis kelamin pria, faktor genetik dalam keluarga, riwayat stroke sebelumnya, serta ras, terutama ras kulit hitam.”
Di sisi lain, terdapat juga faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi. Beberapa di antaranya adalah tekanan darah tinggi, diabetes, kebiasaan merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat.
Dengan memahami kedua kategori ini, kita dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko stroke.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Leave a Reply