coronatalk.org, Jakarta Kesemutan merupakan sensasi umum yang sering dialami oleh banyak orang. Biasanya, kondisi ini terjadi setelah duduk bersila terlalu lama atau saat tangan tertindih saat tidur. Namun, jika kesemutan terjadi berulang kali dan dalam durasi yang lama, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang perlu diwaspadai.
Fenomena kesemutan dalam istilah medis dikenal sebagai parestesia. Kondisi ini terjadi akibat gangguan pada sistem saraf, baik yang bersifat sementara maupun kronis. Beberapa penyebab umum kesemutan termasuk gangguan saraf, diabetes, hingga stroke. Sayangnya, banyak orang menganggap kesemutan sebagai hal yang sepele, padahal kondisi ini bisa menandakan penyakit serius yang memerlukan penanganan segera.
Lalu, apa saja penyebab utama sering kesemutan, bagaimana cara mencegahnya, dan kapan harus waspada? Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Minggu (16/2/2025), berikut ini penjelasan lengkapnya.
Bahaya Kesemutan Berkepanjangan
Kerusakan Saraf Jangka Panjang: Jika penyebab utama kesemutan tidak diatasi, kerusakan saraf permanen dapat terjadi. Ini bisa mengakibatkan gangguan fungsi motorik dan sensorik yang signifikan, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan Kehidupan Sehari-hari: Kesemutan yang terus-menerus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Misalnya, kesemutan di tangan dapat menyulitkan menulis atau mengetik, sementara kesemutan di kaki dapat membuat berjalan sulit. Hal ini dapat menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penyakit Kronis Penyebab Kesemutan
Kesemutan sering kali menjadi gejala awal dari berbagai penyakit kronis, seperti:
- Diabetes: Neuropati diabetik, kerusakan saraf akibat diabetes, sering menyebabkan kesemutan, terutama di kaki dan tangan. Jika tidak terkontrol, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius lainnya.
- Gangguan Ginjal: Gangguan fungsi ginjal dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang dapat memicu kesemutan.
- Stroke: Kesemutan, terutama di satu sisi tubuh, bisa menjadi tanda stroke, suatu kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera.
- Neuropati: Berbagai jenis neuropati (kerusakan saraf) dapat menyebabkan kesemutan.
- Tumor Otak: Dalam beberapa kasus, kesemutan bisa menjadi gejala tumor otak.
- Radang Sendi (Arthritis): Kondisi ini, terutama rheumatoid arthritis, dapat menyebabkan tekanan pada saraf dan memicu kesemutan.
- Kanker Tulang Belakang: Kanker tulang belakang dapat menekan saraf tulang belakang, menyebabkan kesemutan di area yang terdampak.
- Multiple Sclerosis: Penyakit autoimun ini menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kesemutan.
- Sindrom Carpal Tunnel: Kondisi ini menyebabkan tekanan pada saraf median di pergelangan tangan, mengakibatkan kesemutan dan nyeri di tangan dan jari.
- Kekurangan Nutrisi: Kekurangan vitamin B1, B6, B12, asam folat, kalsium, kalium, atau natrium juga dapat menyebabkan kesemutan.
- Keracunan Makanan: Beberapa jenis keracunan makanan dapat memicu kesemutan.
- Penyakit Autoimun lainnya: Beberapa penyakit autoimun dapat menyebabkan kerusakan saraf dan kesemutan.
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kesemutan dengan tanda-tanda di bawah ini:
- Berkepanjangan (lebih dari beberapa hari)
- Terjadi berulang kali tanpa sebab yang jelas
- Disertai gejala lain seperti nyeri, kelemahan otot, perubahan sensasi, atau gangguan keseimbangan
- Terjadi di satu sisi tubuh saja
Ingatlah bahwa informasi ini bersifat umum dan tidak dapat menggantikan konsultasi dengan profesional medis. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesemutan yang Anda alami, segera temui dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Leave a Reply