coronatalk.org, Jakarta – Hari Asma Sedunia 2025, yang diperingati pada 6 Mei setiap tahunnya, menyoroti pentingnya akses obat inhaler untuk penderita asma di seluruh dunia.
Tema tahun ini, Make Inhaled Treatments Accessible for ALL, menggambarkan upaya global untuk memastikan bahwa semua pasien asma dapat mengakses pengobatan terbaik yang tersedia.
Apa Pengertian dari Penyakit Asma?
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama menjelaskan asma adalah penyakit pernapasan kronis yang memengaruhi saluran napas.
Kondisi ini menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, yang berujung pada gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi.
Menurut data global, sekitar 260 juta orang di seluruh dunia menderita asma, dan penyakit ini bertanggung jawab atas lebih dari 450 ribu kematian setiap tahunnya.
Selain itu, asma juga menyebabkan gangguan produktivitas, dengan banyak anak dan pekerja yang harus absen karena serangan asma.
Obat Inhaler: Solusi Utama dalam Pengobatan Asma
Obat inhaler menjadi solusi utama dalam pengelolaan asma. “Inhaler adalah alat yang paling efektif untuk mengirimkan obat langsung ke paru-paru, yang menjadi lokasi utama peradangan pada penderita asma,” kata Prof. Tjandra kepada Health Liputan6.com, Rabu, 7 Mei 2025.
Prof. Tjandra menambahkan bahwa obat pencegah (controller) yang berbentuk inhaler bekerja untuk mengatasi peradangan, sementara obat pelega (reliever) digunakan ketika terjadi serangan asma untuk melebarkan saluran napas yang menyempit.
Meskipun demikian, banyak pasien di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang masih kesulitan mendapatkan obat inhaler ini.
“Padahal, penggunaan inhaler lebih efektif daripada pemberian obat dalam bentuk tablet atau sirup,” ujarnya.
Inhaler Kortikosteroid: Kunci Pencegahan Serangan Asma
Salah satu jenis inhaler yang sangat penting adalah inhaler kortikosteroid. Inhaler ini berfungsi sebagai pencegah, mengurangi peradangan pada saluran napas dan mencegah serangan asma berulang.
“Inhaler kortikosteroid harus tersedia dengan harga yang terjangkau dan mudah diakses oleh semua penderita asma, agar pengobatan asma dapat lebih terkendali dan berkelanjutan,” ujarnya.
Meski inhaler telah terbukti efektif dalam pengobatan asma, masih ada banyak tantangan terkait aksesibilitasnya.
Di negara berkembang seperti Indonesia, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengobatan inhaler, serta keterbatasan distribusi dan harga obat, menjadi masalah utama.
Ini menghambat upaya untuk menekan angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup penderita asma.
Leave a Reply