Penyakit

VIRUS

Laporan Teknis Baru Tahun 2023 tentang Mpox di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan dan WHO: Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan teknis terbaru mengenai situasi dan penanganan penyakit mpox di Indonesia.

Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan teknis terbaru mengenai situasi dan penanganan penyakit mpox di Indonesia. Laporan ini menjadi acuan penting untuk meningkatkan kesiapan, pencegahan, dan pengendalian penyebaran virus mpox yang sempat menjadi perhatian global beberapa waktu lalu.

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit zoonotik yang disebabkan oleh virus mpox dari keluarga Poxviridae. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, luka kulit, serta melalui droplet pernapasan dari penderita yang aktif menularkan virus. Gejala umumnya meliputi demam, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan gejala flu lainnya. Meskipun kasus di Indonesia masih terbatas, potensi penyebaran tetap menjadi perhatian serius, mengingat mobilitas masyarakat yang tinggi dan faktor perjalanan internasional.

Laporan tahun 2023 ini menegaskan bahwa Indonesia telah melakukan berbagai langkah strategis berdasarkan panduan WHO untuk mencegah penyebaran mpox. Langkah utama meliputi peningkatan sistem surveilans, pelatihan tenaga kesehatan, serta penguatan fasilitas kesehatan primer dan rujukan. Penggunaan sistem informasi kesehatan elektronik yang terintegrasi memungkinkan deteksi dini kasus dan pelacakan kontak secara efektif. Selain itu, kegiatan edukasi masyarakat digencarkan melalui media massa dan platform digital untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya dan pencegahan mpox.

Salah satu aspek penting dari laporan ini adalah penegasan perlunya vaksinasi sebagai bagian dari strategi pengendalian. Saat ini, vaksin yang digunakan untuk mpox adalah vaksin smallpox yang memiliki efektivitas tertentu terhadap mpox. Kementerian Kesehatan telah melakukan distribusi vaksin kepada kelompok berisiko tinggi, termasuk tenaga kesehatan, petugas kesehatan masyarakat, dan kontak erat kasus positif. WHO juga mendukung peningkatan kapasitas vaksinasi dan pengadaan vaksin yang cukup untuk memastikan kesiapan menghadapi kemungkinan lonjakan kasus.

Selain vaksinasi, protokol isolasi dan penanganan kasus di fasilitas kesehatan diperbarui dan disosialisasikan. Pedoman pengobatan dan perawatan simptomatik juga diperketat untuk mengurangi angka komplikasi dan mortalitas. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang lengkap dan prosedur sterilisasi di fasilitas kesehatan menjadi fokus utama untuk melindungi tenaga medis dan mencegah penularan di lingkungan rumah sakit.

Laporan ini juga menyoroti pentingnya kerjasama internasional dan kolaborasi lintas sektor, termasuk dinas kesehatan daerah, lembaga riset, serta organisasi kemasyarakatan. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas respon cepat, berbagi data dan pengalaman, serta melakukan penelitian terkait virus mpox agar strategi pengendalian semakin efektif dan berbasis bukti.

Secara keseluruhan, laporan teknis 2023 dari Kementerian Kesehatan dan WHO menegaskan bahwa Indonesia telah mengambil langkah proaktif dan komprehensif dalam menghadapi potensi ancaman mpox. Meski kasus di Indonesia masih terbatas, kesiapsiagaan dan kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama. Diharapkan, melalui kolaborasi ini, Indonesia mampu menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah terjadinya wabah besar di masa mendatang. Upaya berkelanjutan dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk keberhasilan langkah-langkah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *