coronatalk.org, Jakarta Flu Jepang—lebih dikenal dengan sebutan Influenza tipe B, belakangan ini menjadi sorotan setelah diberitakan sebagai salah satu faktor yang mungkin menyebabkan kematian mendadak aktris papan atas asal Taiwan, Barbie Hsu. Laporan mencatat, bahwa Barbie Hsu meninggal dunia akibat komplikasi dari penyakit yang juga dikenal sebagai Japanese Encephalitis ini. Flu Jepang sendiri disebabkan oleh virus influenza yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada kelompok orang yang rentan seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Melansir dari health.com, penyakit Influenza tipe B ini mencakup sekitar 25% dari semua kasus flu dan lebih umum terjadi pada anak-anak berusia di atas lima tahun. Selain itu, jenis flu ini menyebar lebih lambat daripada influenza A. Oleh karena itu, meski bukan penyakit baru, kematian Barbie Hsu yang cukup tragis ini menambah urgensi masyarakat untuk memahami penyakit Flu Jepang atau Influenza tipe B lebih dalam.
Artikel ini akan membantu sahabat Fimela untuk memahami seputar penyakit mematikan ini. Mulai dari gejala, dampaknya, dan bagaimana kondisi ini bisa berakibat fatal, termasuk dalam kasus Barbie Hsu.
Apa itu Flu Jepang atau Influenza tipe B?
Flu Jepang atau Influenza tipe B, merupakan salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus influenza B. Virus ini umumnya menyerang saluran pernapasan dan memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, sakit kepala, dan nyeri otot. Namun, yang membedakan flu Jepang dengan flu musiman lainnya adalah kemampuannya untuk berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi yang serius pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Berbeda dengan virus influenza tipe A yang lebih umum, influenza tipe B lebih jarang terjadi namun tetap dapat menular dengan sangat cepat, terutama di musim tertentu. Flu ini lebih sering menyerang anak-anak dan orang dewasa muda, namun orang dewasa yang lebih tua dengan kondisi medis tertentu juga bisa berisiko tinggi terkena komplikasi serius.
Perlu sahabat Fimela ketahui, bahwasanya terdapat tiga jenis virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Namun umumnya, orang-orang lebih mengenal influenza tipe A (karena sifatnya adalah wabah penyakit musiman) dibandingkan tipe B. Yang membedakan antara penyakit Influenza tipe A dan B adalah pada cara penularannya. Jika virus tipe A dapat ditemukan pada hewan, yang juga dapat menular ke manusia, maka virus tipe B hanya dapat menluar dari manusia ke manusia lainnya.
Flu Jepang dan Komplikasi Fatal sebagai Penyebab Kematian Mendiang Barbie Hsu
Barbie Hsu—seorang aktris papan atas asal Taiwan yang dikenal lewat perannya di serial drama terkenal berjudul “Meteor Garden”, meninggal dunia pada usia yang masih terbilang muda, yakni 48 tahun. Laporan mencatat adanya spekulasi bahwa penyakit Flu Jepang (Influenza tipe B) mungkin menjadi salah satu penyebab utama kematiannya.
Walaupun penyebab pasti dari kematiannya belum diumumkan secara resmi, Flu Jepang diketahui dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, gagal organ, atau bahkan syok septik pada individu jika tidak segera mendapatkan perawatan medis yang tepat.
Jika seseorang sudah terinfeksi flu Jepang dan kondisi tubuhnya tidak dapat menangani infeksi tersebut, virus ini bisa dengan cepat menyerang organ-organ vital, yang pada akhirnya berujung pada kematian.
Gejala Influenza Tipe B alias Flu Jepang yang Harus Diwaspadai
Meski sebagian besar infeksi Flu Jepang dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu musiman biasa, tetapi dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa berkembang menjadi lebih parah dengan cepat. Berikut adalah beberapa gejala Flu Jepang yang perlu diwaspadai:
1. Demam tinggi mendadak
Demam tinggi secara mendadak merupakan salah satu gejala pertama yang muncul. Demam bahkan mencapai suhu tubuh lebih dari 39°C.
2. Batuk kering dan nyeri tenggorokan
Gejala berikutnya adalah batuk yang berlangsung lama dan menjadi lebih parah seiring berjalannya waktu.
3. Sakit kepala dan nyeri otot
Rasa sakit kepala dan nyeri otot ini bahkan dapat meluas ke seluruh tubuh.
4. Kelelahan ekstrem
Penderita bisa merasa sangat lemah dan tidak bertenaga, bahkan untuk melakukan aktivitas ringan.
5. Sesak napas
Jika flu berkembang menjadi pneumonia, penderita bisa mengalami kesulitan bernapas.
Jika gejala-gejala di atas tidak segera ditangani, hal tersebutdapat memperparah kondisi tubuh dan berujung pada komplikasi serius.
Cara Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Flu Jepang
Sebagai langkah pencegahan, sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh dengan cara yang sehat, seperti makan makanan bergizi, tidur yang cukup, dan rajin berolahraga. Vaksinasi flu juga menjadi salah satu cara yang dapat membantu mengurangi risiko terkena flu—meskipun vaksin flu tidak memberikan perlindungan 100% terhadap semua tipe influenza.
Jika sudah terlanjur terinfeksi, pengobatan dengan antiviral dapat membantu mengurangi durasi dan keparahan gejala jika diberikan dalam 48 jam pertama setelah gejala muncul. Namun, pengobatan lebih lanjut untuk komplikasi serius seperti pneumonia atau syok septik mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif di rumah sakit.
Sahabat Fimela, jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan minum air putih yang cukup, serta menerapkan pola tidur yang baik, ya! Selain itu, jika gejala Flu mulai terasa, segeralah cari pertolongan dengan perawatan medis. Dengan kewaspadaan yang lebih tinggi, kita dapat meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh penyakit mematikan ini. Salam sehat!
Leave a Reply